Tut...Tut...Tut...
Suara kereta api masih menderu, dan aku masih duduk dengan arah berlawanan dengan laju kereta itu...Hmmmmm,,,entah jam berapa ini???
Aku mulai nggak nyambung dengan arlojiku yang masih setia menggantung. Sesekali aku menguap dan memejamkan mata, sepertinya tidur ayamku mulai menghantui lagi.
Opsss,,, selembar amplom mengagetkanku.
Seorang anak kecil menyodorkan selembar amplop berukuran tak lebih dari 6x15 cm, amplop yang cukup kumal jika disebut sebagai amplop berwarna putih.
Aku segera mengambil amplop yang tergeletak di lengan kiriku, ada yang menarik di balik amplop itu.
Ada sebuah tulisan yang menggelitikku. Tenang, aku masih ingat beberapa kalimat yang tertulis dengan huruf sambung itu, begini bunyinya.
"Ibu-ibu, bapak-bapak, kakak-kakak. Mohon sedekahnya, buat membantu saya yang putus sekolah"
... Ikhsan...
What????
ku hanya mengernyitkan dahi melihat urutan tulisan yang ditulis dengan huruf sambung khas orang dewasa. Modus apa ini?... menggunakan belas kasihan untuk seorang anak kecil, yang diutus oleh orang yang dewasa...cih!!! Mengeksploitasi anak-anak ni...Tapi, buat apa aku menggerutu, toh aku tak berniat mengisikan uang pada amplop yang kini hanya kugeletakkan saja di depan meja kecilku.
Terlalu pelit, atau terlalu banyak berfikir mengenai 'apa manfaatnya uang yang kuberikan itu'... Mungkin ada seseorang yang pernah berkata padaku, kalo kita mau memberikan bantuan pada seseorang, ya berikanlah dengan ikhlas, jangan memikirkan hal yang negatif tentang orang itu...maka dengan ijin Allah uang itu akan bermanfaat juga buat orang yang diberi.
Nah, kalo sudah begini susah ni urusannya. dari pada mikir negatif dan ujung-ujungnya nggak ikhlas, mendingan ga' usah ngasih sekalian...(Pemikiran dangkal seorang Khansaisme)
Whatever lah,, anak-anak itu hanya korban dari keadaan, dan kembali lagi...semuanya itu demi perut...perut...dan perut...
Jadi inget bunyi salah satu pasal di UUD RI 1945,,,"Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara"....
Sepertinya aku tahu kalo itu semua bulshit...a.k.a omong kosong belaka...a.k.a...pemikiran ideal yang sulit atau bahkan enggan untuk direalisasikan...malah kalo mau dibilang ni,,,beberapa waktu lalu di sebuah berita televisi, ada sebuah pengakuan seorang anak jalanan yang ditangkap oleh sebuah lembaga sosial (satpol pp) yang mengurusi rehabilitasi anak-anak jalanan. Mereka mengakui bahwa disana bukannya menjadi lebih baik, justru malah menjadi lebih kacau dengan berbagai perlakuan kasar yang diterima dan dilakukan oleh sesama penghuni panti rehab dan juga keterkungkungan yang diberlakukan di lembaga itu.
Miris...Pisunlah...
Berbeda dengan pengakuan seorang mantan anak jalanan yang malah kehidupannya menjadi lebih baik saat mereka berada di sebuah rumah singgah (rumah singgah ini bukan milik pemerintah)...
Hal ini membuktikan bahwa pemerintah kurang berhasil memelihara mereka,,,justru pemeliharaan dari sesama malah lebih berhasil...
Opsss....kok jadi ngelantur kesini yak,,,,ckckck...
Tak apalah,,,buat kasih tau juga mengenai bagaimana pemerintah memelihara rakyatnya yang heterogen ini...
Hmmm,,,sepertinya perutku terlalu sakit untuk melanjutkan tulisan ini...ini pasti karena makanan pedas yang akhir" ini membuat ususku perih,,,melilit dan berteriak takkaruan.... bentar yak,,,di pause dulu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar