Selasa, 08 Juni 2010

Melancong lagi...

Wow.... Akhirnya kesampean juga pergi ke Surabaya sendirian, setelah mengalami beberapa pertimbangan dalam kebimbangan seorang Khansaisme.

Naik Kereta Lagi…

Perjalananku dimulai pada pukul 06.00 setelah kereta kelas ekonomi (kereta bertarif super ekonomis yang jadi transportasi andalanku). Sejenak aku membayangkan bagaimana perjalananku hari itu (27 Mei 2010), yang akan memakan waktu 18 jam. Aku sempat berfikir apakah hari itu kereta akan penuh sesak, karena tanggal 28 adalah peringatan hari raya waisak (sekaligus libur panjang). Tapi, untung saja perkiraanku meleset. Aku mengalami perjalanan yang cukup menarik di kereta ekonomi ini.

Duduk di sampingku, sebuah keluarga yang membawa balita berumur 4 tahun (seumuran dengan adiku). Dan hal yang membuatku tercengang dari gadis kecil ini adalah ukuran tubuhnya yang boleh dibilang gemuk, tapi tak heran juga karena bocah bernama Elsa itu sangat suka makan (sepanjang perjalanan bocah itu terus membeli jajan dan makan) jadi wajar aja kalo badannya tambun.

Perjalananku ternyata masih panjang saat kereta berhenti di Solo, menurunkan Elsa dan keluarganya. Kini aku sendirian di bangku penumpang yang berkapasitas 6 orang itu. Kereta terasa semakin sepi, tapi para pedagang asongan masih terus hilir mudik menjajakan barang dagangannya, sesekali ada yang menawariku, hingga akhirnya seorang pedagang buku duduk di depanku. Pria paruh baya itu menwarkan buku dagangannya padaku, tapi aku segera menggelengkan kepala. Tak lama kemudian pria itu menanyakan tujuanku.

”Surabaya!” jawabku singkat, aku tak mencoba memperpanjang obrolan itu, sampai akhirnya pria itu sibuk dengan handphone dan obrolan dengan sesama pedagang asongan yang juga ikut duduk di bangku penumpang di sebelah bangkuku.

”Parah!” Cuma itu yang ada dalam benakku saat para pedangan asongan itu saling curhat mengenai dagangannya yang tak begitu laku.

Hari itu pedagang buku bahkan hanya dapat menjual satu buah buku, dengan harga 7 ribu rupiah.

”Dengan penghasilan yang aku pikir jauh dari cukup, bagaimana mereka bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka? Mengingat saat ini kebutuhan hidup semakin mahal. Jadi mungkin ini yang menjadi alasan mengapa harga barang-barang (makanan, minuman, dll) yang dijajakan oleh para pedagang asongan mahal (jauh diatas normal).

To be continued...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar