Birokrasi... Temanku menyebutnya begitu...
Yang jelas bagiku ini hanya formalitas... dan ucapan semata yang bisa dipungkiri...
Kata Mereka ini yang dinamakan ATURAN!!!
Mungkin ini kali kesekian aku dan beberapa temanku merasa kecewa dan dikecewakan oleh sebuah peraturan. Okelah kalau ada yang bilang peraturan ada untuk dilanggar!
Aku sepertinya mulai setuju dengan istilah itu, at least itu yang seharusnya kulakukan dari dulu..!
Bukan tanpa alasan, karena aku merasa kecewa dan dikecewakan oleh sebuah aturan yang ditetapkan oleh sebuah sistem. Aku pikir aku layak menuntut hakku atas apa yang telah kulakukan, dan aku pikir mereka layak melaksanakan kewajiban mereka atas apa yang telah kulakukan. Bukannya malah melempar tanggungjawab mengenai hal yang sebenarnya sepele ini!!!
Okelah, aku enggan mengungkit apa hak yang layak kudapatkan, mungkin aku tak begitu patut dan pantas untuk menuntut ini. Tapi sayangnya, ini bukanlah kali pertamaku merasa kecewa (bukan hanya sekedar hak dan kewajiban) karena ini sudah menyangkut konsistensi.
Aku bukan manusia sempurna, tapi aku selalu berusaha agar tetap konsisten, aku bahkan pernah lalai dengan kewajibanku, dan aku pun berusaha untuk tidak ngotot menuntut hakku... Aku bersabar dengan konsekuensi yang kudapatkan...
Aku pikir aku cukup teliti, dan dapat bertindak sportif dengan lembaga ini. Tapi, ada sebagian kecil orang dari dalam sistem ini yang selalu saja tak bertindak konsisten dengan apa yang diucapkannya (mungkin aku dapat mengatakan bahwa dia adalah seorang manusia).
“Manusia itu tak luput dari kekeliruan!”
Oke!!!
Aku memahaminya, dan aku mencoba mengerti. Tapi apa jadinya kalau keluputan itu sering sekali terjadi (tak hanya sekali atau dua kali).
“Aku jadi berpikir, ini lupa atau dilupakan???”
Aku bilang begini dia bilang bukan, atau dia bilang tidak, atau dia bilang tidak begitu, dan beberapa kalimat elakan lain yang kadang membuatku terdiam dan menelan ludah sebelum akhirnya tersenyum tak percaya.
“Oh, iya gitu?” shit, itu salah satu kalimat yang pernah keluar dari bibir manisnya...
“Hello!!! Kamana wae atuh???” Jangan-jangan orang ini selalu kehilangan nyawanya saat mengucapkan suatu kalimat, jadi pas dikonfirmasi lagi dia tak akan pernah ingat dengan apa yang diucapkannya.
“Ada ya orang kayak gini, dan parahnya dilestarikan pula!”
“Lupa memang kadang menjadi alasan jitu seseorang untuk berlindung dari kewajiban dan tanggung jawabnya!”
Yaa... gimana lagi kalau orang udah berkata “LUPA”... I can’t do anything...
Sebenarnya aku hanya ingin satu hal dari bagian kecil sistem ini. Cobalah untuk konsisten dengan apa yang diucapkan, cobalah untuk bertanggungjawab dengan apa yang diucapkan... apa aku harus menyediakan alat perekam setiap kali aku berbicara padamu? Apa harus selalu ada saksi jika berbicara dengan orang ini.. Pasalnya bukan hanya aku yang merasa bahwa kau adalah makhluk yang tak konsisten dengan ucapanmu... BUKAN HANYA AKU...!!!
Dan untuk seorang yang kuhormati dan mungkin menganggapku sebagai seorang kawan, ‘Saya harap anda tidak akan pernah lagi mengambil alih kesalahan seseorang... itu mengecewakan sekali! Biarlah kesalahan itu menjadi miliknya bukannya diambil alih begitu, karna itu tak akan pernah melatih kinerjanya sebagai seorang pekerja!’.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar